1.
Sejarah
Perkembangan IPTEK di Indonesia
Pengetahuan
ilmu pengetahuan memberikan dampak yang besar dalam penemuan baru di bidang
teknologi. Pada akhir abad ke-15 muncul gerakan yang bertujuan mengembangkan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan istilah renaisans, yaitu
suatu gerakan yang ingin melahirkan kembali kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno.
Renaisans menjunjung tinggi kemampuan manusia, baik cara berfikir atau
menemukan dan menciptakan. Dengan adanya gerakan ini, semua orang bebas
berfikir untuk menghasilkan penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain gerakan renaisans, juga muncul gerakan yang disebut dengan
humanisme, yaitu suatu gerakan yang bertujuan mempelajari dan mengembangkan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi kepentingan manusia.
Memasuki
abad ke-18, ilmu pengetahuan berkembang pesat hingga abad ini sering di sebut
dengan abad pemikiran. Abad ke-18 merupakan abad penemuan berbagai bidang ilmu
pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, maupun
teknologi.
Penemuan
di bidang teknologi merupakan awal abad teknologi yang membawa dunia berkembang
dengan lebih jauh dan lebih cepat dari masa sebelumnya. Bersamaan dengan itu,
pertumbuhan bangsa-bangsa dan segala peradabannya juga melaju dengan cepat
sehingga abad ke-21 manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan teknologi
canggih.
Pertumbuhan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjalan pesat mendorong berkembangnya
berbagai macam industri di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di
Indonesia, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang sejak masa kolonial
Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kolonial Belanda
ini ditandai dengan berdirinya perusahaan swasta asing, misi keagamaan dan
pendidikan Barat. Semuanya itu merupakan bagian dari eksploitasi ekonomi.
Teknologi
modern barat memperkenalkan teknologinya yang pertama dengan melalui pabrik
gula. Modernisasi teknologi tersebut kemudian menyebar ke sektor lainnya
seperti pada galangan kapal, pertambangan batu bara, timah, gas, dan minyak
bumi.
Sejak
pertengahan abad ke-19, perkembangan ilmu pengetahuan barat telah tersebar di
Indonesia dengan melalui pembukaan sekolah-sekolah barat bagi penduduk
bumiputra.
1. Faktor-faktor Penyebab
Ketertinggalan Perkembangan IPTEK di Indonesia
Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dipelopori bangsa barat pada masa kolonial
Belanda ternyata belum mampu mendorong terjadinya revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang sempat diperkenalkan
beberapa teknologi baru, khususnya dalam bidang pertanian. Akan tetapi ternyata
hal tersebut tidak banyak berpengaruh pada masyarakat pada masa itu.
Penerapan
teknologi modern di dalam masyarakat hanya berpusat pada bidang tertentu dan
sebagian besar dikuasai oleh pengusaha asing.
Pada masa
itu, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara barat
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut diantaranya
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
- Terbatasnya jumlah penduduk Indonesia yang mendapat pendidikan
- Terbatasnya jumlah orang Indonesia yang terlibat langsung dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Tidak adanya keinginan baik dari penguasa kolonial Belanda maupun kolonial swasta asing dalam melakukan alih teknologi bagi penduduk pribumi
- Tidak terjadinya industrialisasi
- Tidak terjadinya inovasi teknologi yang berarti dalam masyarakat Indonesia sendiri
2. Pengeksploitasian Ruang Angkasa di Indonesia
Indonesia
belum pernah terlibat secara langsung dalam eksplorasi ruang angkasa, tetapi
Indonesia sebenarnya termasuk negara yang cukup disegani karena pengalamannya
dalam mengeksploitasi teknologi keantariksaan. Saat penggunaan satelit bagi
sebagian besar negara masih sangat jarang, Indonesia telah meluncurkan
satelitnya yang pertama, Palapa A1 pada 9 Juli 1976. Ini mencatatkan Indonesia
sebagai negara ketiga di dunia setelah AS dan Canada yang menggunakan satelit
komunikasi domestiknya sendiri. Indonesia juga sudah memanfaatkan jasanya untuk
meluncurkan satelit Palapa generasi kedua, Palapa B1, pada 19 Juni 1983.
Operasi penyelamatan satelit Palapa B2, menyusul kegagalan pada peluncurannya
yang juga dilakukan oleh misi ulang-alik merupakan operasi bersejarah yang
kerumitannya boleh ditandingkan dengan operasi perbaikan teleskop antariksa
Hubble pada dasawarsa 90-an. Pada pertengahan era 1980-an, Indonesia bahkan
sempat menyiapkan astronautnya untuk mengikuti misi ulang-alik tetapi karena
terjadi bencana Challenger misi ini dibatalkan.
Dalam
teknologi peroketan, Indonesia tercatat sebagai negara kedua di Asia, setelah
Jepang, yang berhasil meluncurkan roketnya sendiri. Prestasi ini dihasilkan
melalui keberhasilan LAPAN meluncurkan roket Kartika 1 pada 14 Agustus 1964.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari bantuan teknis dari Rusia. Akan tetapi
Indonesia gagal melakukan alih-teknologi. Akibatnya, selama lebih dari
seperempat abad sejak meluncurkan satelit pertamanya, Indonesia hanya bisa
bertindak sebagai konsumen. Sementara itu, negara-negara lain justru mulai
menyiapkan diri untuk mulai belajar mengembangkan teknologi satelit melalui
pembuatan satelit mikro (mikrosat). Malaysia misalnya, yang semula tertinggal
puluhan tahun dari Indonesia dalam pemanfaatan teknologi satelit, sejak tahun
2000 telah berhasil meluncurkan satelit mikronya yang pertama, Tiungsat-1, yang
merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Surrey, Inggris. Sementara itu,
Indonesia baru mulai berancang-ancang membuat satelit mikronya pada tahun 2003
ini melalui kerja sama dengan Universitas Berlin, Jerman. Program yang
dilaksanakan dalam dua tahap selama lima tahun hingga 2007 itu, sekarang masih
memasuki tahap pertama yang direncanakan selama tahun 2003-2004. Dalam bidang
teknologi roket pun juga kurang berhasil. Akibatnya, pengembangan teknologi
roket di Indonesia terhenti, sementara negara-negara Asia lain, seperti India
dan Cina, yang lebih belakangan menekuni teknologi ini akhirnya melampaui
Indonesia dengan keberhasilannya meluncurkan roket pengangkut satelit ke
antariksa.
Satelit
Palapa Indonesia
Indonesia
sebenarnya memiliki potensi yang jarang dimiliki negara lain untuk
mengembangkan teknologi antariksanya sendiri. Potensi itu berupa garis
katulistiwa yang membentang di atasnya. Sekitar 13% dari garis katulistiwa
berada di atas wilayah Indonesia. Dengan demikian, Indonesia tercatat sebagai
negara pemilik garis katulistiwa yang terpanjang di dunia. Hal ini menjadikan
wilayah Indonesia sebagai tempat yang sangat ideal untuk menjadi lokasi
peluncuran roket pengangkut satelit. Peluncuran roket dari dekat garis
katulistiwa akan lebih menghemat bahan bakar roket, dan karenanya lebih murah
dari segi biaya. Potensi inilah yang juga diminati oleh pihak asing. Rusia
misalnya, sudah lama mengincar Pulau Biak di Irian Jaya (Papua) untuk menjadi
lokasi bandar antariksanya. Tapi karena kita kurang cepat menanggapi tawaran
itu, Akibatnya, Rusia akhirnya memilih Pulau Christmast di Australia sebagai
lokasi bandar antariksanya.
Selain
Rusia, sebuah perusahaan swasta AS juga pernah amat tertarik dan bersedia
menanam investasi untuk menjadikan Biak sebagai lokasi peluncuran roket.
Rencananya, roket yang akan dioperasikan dari jenis berbahan bakar padat, di
angkut melalui laut dari pantai timur AS ke dermaga bandar antariksa Biak.
Alternatif lain, bagian-bagian roket diterbangkan dan mendarat di bandar udara
Frans Kasiepo Biak, kemudian diangkut melalui darat ke tempat peluncuran.
Rencana
inipun gagal dengan sebab-sebab yang tidak jelas. Satu-satunya pihak asing yang
telah memanfaatkan potensi Biak adalah Badan Ruang Angkasa India (Indian Space
Research Organization, ISRO) yang telah bekerja sama dengan LAPAN untuk
membangun stasiun TT&C (Tracking, Telemetry, and Command) di sana. Stasiun
ini menjadi penting karena saat India meluncurkan roket pengangkut satelitnya,
proses pelepasan muatan roket dilakukan di atas angkasa Irian, dan satu-satunya
stasiun bumi yang bisa memonitor dan mengendalikan proses ini hanyalah stasiun
di Biak.
Pengembangan
teknologi keantariksaan memang bukan prioritas di Indonesia. Tapi paling tidak,
kita masih memiliki harapan untuk menuju ke arah sana. Indonesia sebenarnya
tidak kekurangan orang-orang pintar. Tetapi yang kurang sebenarnya adalah
kemauan politis (political will) dari pemerintah. Hal ini tentu tidak boleh
menyurutkan semangat kita untuk terus belajar dan mengejar ketertinggalan dalam
bidang teknologi dari negara-negara yang lebih maju.
3. Kebangkitan IPTEK di
Indonesia
Selain
Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh tanggal 20 Mei, Indonesia sudah punya Hari
Kebangkitan Teknologi Nasional yang diperingati setiap 11 Agustus. Beberapa
tahun lalu peraturan berupa Undang-Undang yang mengatur sistem IPTEK nasional
juga sudah disahkan.
Kalau
sebelumnya Menteri Negara Riset dan Teknologi adalah politisi, sekarang adalah
teknorat dari perguruan tinggi ternama negeri ini.
Banyak
kebijakan baru yang telah diluncurkan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi
sebagai koordinator lembaga-lembaga pemerintah yang melakukan penelitian seperti
LIPI, BPPT, Batan, Lapan, dan Bakorsutanal, maupun yang mencuat dari pandangan
para wakil rakyat di Komisi VII DPR yang membidangi masalah iptek.
Antara
lain yang menonjol adalah penajaman fokus bidang iptek yang diprioritaskan
maupun pengurangan tumpang tindih penelitian. Semuanya masih dalam tataran
makro, sementara pembenahan di tingkat mikro seperti pemberdayaan peneliti
belum terdengar.
4.
Floating Mass
Salah
satu alasan yang sering diungkapkan mengapa riset iptek kita tertinggal adalah
belum adanya critical mass peneliti yang mencukupi. Memang tidak ada angka baku
berapa jumlah minimum peneliti agar suatu bidang dapat dikembangkan dengan
baik.
Tak di
pungkiri, dibandingkan dengan negara maju, jumlah perkapita peneliti kita jauh
lebih sedikit. Namun di lain pihak, ada joke bila di jalan-jalan kampus PT
terdepan kita, seperti UI, IPB, ITB, dan UGM semeter melangkah saja sudah
ketemu doktor.
Hanya
saja, di Indonesia bukan critical mass yang diperoleh, melainkan floating mass.
Seperti buih di lautan, jumlahnya banyak tetapi tidak menciptakan agregat yang
mempu menggulirkan roda kemajuan iptek
B. Perkembangan Teknologi
Telekomunikasi, Informasi, dan Transportasi
1.
Pengertian Informasi, Komunikasi, dan Transportasi
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem berarti perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Informasi adalah
data yang telah diperoleh, sehingga mempunyai arti dan nilai. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, informasi berarti penerangan, keterangan,
pemberitahuan, kabar atau berita. Menurut Alfin Toffler (Seorang Futurolog AS),
informasi adalah fakta, laporan, perkembangan, perasaan-perasaan, membuat
kecenderungan-kecenderungan yang dapat memengaruhi keputusan/pembentukan
masyarakat/dunia.
Pengertian
komunikasi adalah membagi informasi, memberitahu, memindahkan atau bentukan
pikiran baik secara lisan maupun tulisan. Definisi lain menyebutkan komunikasi
adalah suatu transformasi informasi antarorang atau kelompok atau lembaga dalam
bentuk penyebaran berita melalui lisan, tulisan, suara, gambar maupun lambang
tertentu. Komunikasi massa adalah penyebaran informasi atau komunikasi yang
membawa pesan untuk orang banyak, Misalnya koran, televisi, majalah, radio
sebagai pemberi informasi (sender) dan masyarakat sebagai penerima informasi
(receiver). Pengertian transportasi adalah pengangkutan barang (benda) atau
sebagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi.
2 . Media Komunikasi Massa
Pada
masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang sepenuhnya mengendalikan media
komunikasi massa seperti surat kabar, majalah, kantor berita, radio, film,
sandiwara dan sebagainya. Sementara itu, dalam masa pembangunan, peran media
massa sangat penting. Peran media komunikasi massa dalam masa pembangunan
adalah sebagai berikut:
- alat penunjang pelaksanaan pembangunan Indonesia.
- alat penyiar informasi, gagasan, pendapat-pendapat, inovasi dan komunikasi yang beraneka ragam dan berjarak jauh.
- mengubah sikap dan cara hidup untuk mencapai taraf yang lebih tinggi.
- memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalarr pembangunan.
- memberikan penilaian kepada hasilhasil pembangunan yang te1ah berhasil dicapainya.
- memberitahukan kepada masyarakat tentang hambatan, gangguan tantangan maupun ancaman yang harus dihadapi dalam masala pembangunan.
- menginformasikan tentang perkembangan sebuah masyarakat, bangsa ataupun sebuah negara.
- alat kontrol dan pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan rintahan agar tidak menyimpang dan tujuan yang telah ditetapkan.
3. Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa
Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dilakukan pembangunan
Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) untuk keperluan komunikasi.
SKSD
Palapa adalah sistem satelit komunikasi yang dikendalikan oleh sistem satelit
komunikasi pengendali bumi yang dibuat oleh HAC (Hughes Aircraft Company)
Perumtel Indonesia. Nama palapa diambil dari sumpah Gajah Mada yang akan
mempersatukan Nusantara.
Satelit
komunikasi mempunyai masa kerja tertentu, Satelit yang masa kerjanya sudah
habis harus diganti dengan satelit generasi baru. Secara bertahap seluruh
daerah di Indonesia dapat dijangkau oleh jaringan SKSD Palapa.
SKSD Palapa
dibangun tahun 1974–1976 dengan peluncuran generasi 1-A1. Sampai tahun 1996
sudah generasi 3 dengan code C2 yang jarak jangkauannya dari Irian sampai
Vladivostok (Rusia), dari Australia sampai Selandia Baru. Juga dipakai oleh
negara-negara tetangga, Australia, Papua Nugini, Maca, Selandia Baru, dan
Vietnam.
Adapun
nama satelit yang telah diluncurkan Indonesia adalah :
No.
|
Nama Satelit
|
Waktu Peluncuran
|
1.
2.
3.
|
Generasi Pertama Palapa A1 Palapa A2 Generasi kedua Palapa B1 Palapa B2 Palapa B2P Palapa B2R Palapa 4 Generasi ketiga Palapa C1 Palapa C2 |
8 Juni 1976 10 Maret 1977 19 Juni 1983 6 Februari (gagal) digantikan B2P 20 Maret 1987 20 Maret 1990 7 Mei 1992 1 Februari 1996 16 Mei 1996 |
Sekarang
ini kita mengenal satelit komunikasi yang lain, yakni Telkom-1 dan Garuda-1. Fungsi
SKSD Palapa adalah sebagai berikut.
- Hubungan komunikasi antardaerah, antarnegara lebih mudah.
- Mempererat penyebaran informasi melalui televisi, internet, faksimile.
- Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, STO (Sentral Telepon Otomat).
- Sebagai satelit pengulang (repeater).
4.
Radio
Radio
telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media
komunikasi seperti sekarang mi. Dr. Lee De Forest dari AS merupakan penemu
radio tahun 1916 sehingga mendapat julukan The Father of Radio. Tahun 1919 Dr.
Frank Conrad (seorang ahli pada westing house Company di Pitssberg AS) berhasil
mengadakan eksperimen menyiarkan musik. Tahun 1920 masyarakat Amerika dapat
menikmati siaran radio dan mulai tahun 1923 stasiun radio meningkat tajam
menjadi SSG Stasiun. Tahun 1933, Prof. E.H. Amstrong memperkenalkan FM
(Frequency Modulation) yang mempunyai kelebihan antara lain:
- Dapat menghilangkan interference (gangguan) yang disebabkan oleh cuaca, bintik-bintik matahari, alat listrik, atau dua stasiun yang bekerja pada gelombang yang sama,
- Suaranya jelas dan jernih.
·
Perkembangan
Radio di Indonesia
1 April
1933, Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangunkusumo mendirikan SRV (Solossche Radio
Vereenging) di Surakarta. SRV sebagai pelopor timbulnya siaran radio yang
diusahakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Sedangkan radio siaran yang pertama
diusahakan oleh Hindia Belanda tanggal 16 Juni 1925 bernama BRV (Bataviasche
Radio Vereenging) di Jakarta. Badan-badan radio yang lainnya adalah:
- NIROM : Nederlansch Indische Radio Omroep Mij di Jakarta, Bandung, dan Medan.
- MAVRO : Mataramse Vereenging Voor Radio Omroep di Yogyakarta.
Atas
usaha M. Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito Mangunkusumo tanggal 24 Maret 1937
didirikan PPRK (Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran) di Bandung dengan
tujuan berupaya memajukan kesenian dan kebudayaan nasional guna kemajuan
masyarakat Indonesia secara rohani dan jasmani.
Pada masa
pendudukan Jepang, penyelenggaraan radio ditangani oleh Hoso Kanri Kyoku.
Perkembangan radio merosot karena semua radio siaran diarahkan untuk kepentingan
militer Jepang. Pada awal kemerdekaan, radio berperan menyebarkan berita
Proklamasi.
Tanggal
11 September 1945 diadakan rapat di Jakarta yang dipimpin oleh Abdurrachman
Saleh dan dihadiri oleh 16 pemimpin dari Jakarta, Bandung, Purwokerto,
Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.
- Menetapkan tanggal 11 September 1945 sebagai hari berdirinya RRI.
- Semua yang hadir menyatukan diri sebagai pegawai RRI.
- Pusat RRI di Jakarta.
- Abdurrachman Saleh dipilih sebagai Pemimpin Umum RRI.
- Cabang RRI yang pertama adalah Jakarta, Bandung, Surakarta, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.
- Semboyan RRI “sekali di udara tetap di udara”.
PP No. 21
/ 1967 tentang amateurisme radio amatir adalah seperangkat pemancar radio yang
digunakan untuk berhubungan dalam bentuk percakapan. Radio amatir tergabung
dalam ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia). Disusul PP No. 55
tahun 1970 tentang radio siaran nonpemerintah yang berfungsi sosial yaitu
sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan.
Tahun
1974 stasiun radio swasta niaga bergabung dalam wadah PRSSNI (Persatuan Radio
Siaran Swasta Nasional Indonesia). Tahun 1984, RRI mendapat penghargaan dari
The Population Institute (Lembaga Kependudukan) yang berpusat di Washington,
karena siaran sandiwara radionya terbaik se-Asia dengan judul “Butir-butir
pasir di laut“ (yang bertemakan KB).
Setelah
merdeka siaran luar negeri Indonesia dikenal dengan nama The Voice of Free
Indonesia. Sekarang siaran luar negeri RRI dari Jakarta dikenal dengan nama
Voice of Indonesia (Suara Indonesia). RRI ditunjang oleh MMTC (Multimedia
Training Center) yang bertujuan untuk mendidik dan melatih para karyawan.
Adapun
fungsi radio sejak ditemukan sampai sekarang adalah sebagai:
- Hiburan;
- Penerangan;
- Pendidikan;
- Propaganda (Jepang dengan propaganda Hakko I-Chiu, artinya delapan penjuru mata angin dalam satu atap);
- Pembangunan (menyampaikan hasil-hasil pembangunan dan memotivasi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan nasional).
5. Televisi
Paul
Nipkow (seorang mahasiswa Berlin German Timur) dikenal sebagai “Bapak
Televisi” karena penemuannya berupa electrische teleschope yang dapat mengirim
gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain pada tahun 1883 – 1884.
Tahun 1939 masyarakat AS telah menikmati televisi.
Sejak
penemuan televisi, di benbagai negana di dunia mulai diperkenalkan televisi
sebagai sarana yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum. Televisi
diperkenalkan ke Indonesia sekitar tahun 1962 yaitu bertepatan dengan
pelaksanaan olahraga Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta. TVRI lahir
berdasarkan SK Menpen tahun 1961 untuk menayangkan/meliput semua kegiatan
kejuaraan Asia Games IV di Jakarta. Proyek ini ditangani oleh perusahaan
elektronika Jepang Nippon Electric Company (NEC). TVRI berhasil mengudara pada
acara liputan 17 Agustus 1962 di Istana Negara. Tanggal 24 Agustus 1962, TVRI
diresmikan oleh Presiden Soekarno.
Melalui televisi banyak informasi yang di
dapat
dari berbagai belahan dunia
Mulai 11
Maret 1963, TVRI menayangkan siaran iklan/siaran niaga. Tapi mulai 1 April 1981
pemerintah melarang siaran niaga dengan alasan:
- TVRI berfungsi sebagai government tool (alat pemerintah) yang bertugas menyiarkan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh pelosok Indonesia.
- TVRI berperan meningkatkan pengetahuan dan wawasan pola pikir masyarakat.
- Masyarakat bersifat konsumerisme.
Untuk
biaya operasional TVRI dilakukan dengan cara berikut ini.
- Pemerintah memberi subsidi.
- Masyarakat pemilik televisi dikenakan iuran.
- Siaran televisi swasta boleh menyiarkan iklan, hasilnya sebagian untuk TVRI.
Mulai
tahun 1989, pemerintah mengizinkan kehadiran televisi swasta, sehingga
bermunculan TV-TV swasta antara lain:
- RCTI, 24 Agustus 1989 di Jakarta;
- SCTV, 24 Agustus 1990 di Surabaya;
- TPI, 23 Januari 1991;
- ANTV, tahun 1993;
- Indosiar, Januari 1995
- Hingga kini telah mengudara sekitar 8 stasiun televisi swasta, dengan tambahan televisi swasta yang baru mengudara sejak tahun 2001 antara lain Metro TV, Trans TV, TV7, Global TV, dan Lativi. Selain televisi swasta nasional di atas, juga mulai banyak bermunculan beberapa televisi daerah yang dikelola oleh daerah masing-masing seperti JTV di Jawa Timur, CTV di Banten, Bali TV di Bali, dan lain-lain.
6. Sarana
Transportasi/Perhubungan
Pengaruh
teknologi dalam bidang transportasi di Indonesia dibawa oleh pemerintah
koionial Belanda dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses
pengawasan terhadap daerah-daerah yang jauh dan pusat kegiatan pemerintahan.
Penggunaan sarana transportasi di Indonesia terus berkembang sejak zaman
kolonial hingga sekarang
Penggunaan
roda diperkenalkan pertama oleh bangsa Hyksos tahun 1675 SM. Penemuan mesin uap
oleh James Watt 1769 membawa perubahan besar karena transportasi (kapal,
lokomotif, mobil) dijalankan dengan mesin uap. Dengan berkembangnya sektor
perhubungan/transportasi berperan untuk:
- Meningkatkan produksi dan jasa;
- Meningkatkan arus wisata;
- Memperlancar arus informasi;
- Memperlancar arus barang dan manusia;
Sarana
perhubungan meliputi darat, laut, dan udara;
a.
Perhubungan Darat
Sarana perhubungan
darat paling banyak diminati karena relatif murah, cepat, mudah dijangkau.
Untuk meningkatkan sarana transportasi upaya yang ditempuh pemerintah, antara
lain sebagai berikut.
1)
Pemeliharaan rehabilitasi jalan raya yang sudah ada.
2)
Membangun jalan tol dan jalan layang, ringroad.
3)
Pembangunan jalan kereta api.
4)
Rehabilitasi infrastruktur dan penyediaan tambahan perlengkapan operasional
jalan KA.
5)
Pengadaan kereta api lebih modern, Argo Bromo, dan Argo Gede.
Kereta
api Argo Bromo hasil perkembangan iptek
Dalam
bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-lintas semakin
penting. Untuk itu, pemerintah telah mengärahkan pembangunan transportasi pada
upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada. Sampai tahun
1988 jalan raya yang sudah dibangun pemenrintah mencapai sepanjang 4 km. Selama
tahun 1990-an perhatian difokuskan pada pembangunan raya di daerah-daerah pusat
produksi dan jalan raya yang menghubungkan ke daerah-daerah tempat pemasaran
hasil industri. Pada tahun 1993/1994, 152 km jalan raya dibangun di wilayah Irian
Jaya (Papua), di daerah Sulawesi sepanjang 46 km, di daerah Kalimantan
sepanjang 248 km, dan di daerah Maluku sepanjang 23 km.
Pembangunan
jalan merupakan agenda utama yang dicanangkan pemerintah Orde Baru. Sarana
transportasi ini menjadi penting karena akan memperlancar arus barang dan jasa.
Jalan tol menjadi pilihan utama dalam mengembangkan jalur transportasi ini.
Jembatan-jembatan
juga dibangun jembatan Membramo di Irian Jaya jembatan Barito di Kalimantan.
mengatasi meningkatnya tuntutan transportasi yang cepat di kota-kota, seperi
Jakarta, telah dibangun beberapa ruas tol dan jalan layang, misalnya jalan tol
Cawang Interchange, jalan layang semanggi jalan layang Tomang, dan jalan tol
lingkar Jakarta (Outer Ring Road, ORR).
Di
samping itu, juga dilakukan pembangunan sarana angkutan dengan menggunakan
kereta api. Pembangunan jalur kereta api pertama dilndonesia yang dibangun pada
masa kolonial Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang dibangun untuk
pertama kali itu menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa Tanggung (Semarang,
Jawa Tengah) sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel kereta api ini ditandai
dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J.
Baron Sloet van Den Beele (17 Juni 1864).
Pembangunan
jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan kereta api hindia
belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV
NISM) yang dipimpinoleh Jr. J.P de Bordes. Jalur kereta api ini dibuka untuk
umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang pertama itu dilanjutkan
hingga sampai Yogyakarta dan Solo.
Pada
tahun 1922 di Sulawesi Selatan juga telah dibangun jalur kereta api sepanjang
47 kilometer yang menghubungkan Makassar dengan Takalar. Jalur Makassar-Takalar
ini mulai dioperasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun jalur
Makassar-Maros (namun belum selesai). Hingga tahun 1939, jalur kereta api yang
telah dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai panjang
6.811 kilometer, Namun hiñgga tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut menjadi
5.910 kilometer. Penyusutan ini terjadi karena Iebih dari 901 kilometer jalur
kereta api itu hilang. Hilangnya jalur kereta api ini diduga dibongkar oleh
pasukan Jepañg dan diangkut ke Myanmar untuk pembangunan jalur kereta api di
sana. Pada masa pendudukan Jepang, pembangunan jalur kereta api dilakukan
antara Bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer, kemudian dilakukan
pembangunan jalur Muaro-Pakanbaru sepanjang 22 kilometer. Pembangunan jalur
kereta api yang dilakukan pada masa pendudukan Jepang ini mengerahkan tenaga
romusha atau pekerja paksa dan banyak menelan korban. Setelah Indonesia merdeka
(17 Agustus 1945), karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda
kereta api (AMKA) mengambil-alih perusahaan perkeretaapian dan pihak Jepang.
Peristiwa bersejarah ini terjadi tanggal 28 September 1945 dan kemudian
diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Hari penting itu ditandai dengan
pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Sejak
Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia semakin bertambah
pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan nama perusahaan yang
mengelolanya seperti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA, 25 Mei 1963),
selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, 15 September 1971),
dan tanggal 2 Januari 1991 diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Kereta Api
(Perumka).
KA
pertama dikelola oleh PJKA. Sekarang dikelola oleh Perumka (Perusahaan Umum
Kereta Api), yaitu BUMN di bawah Departemen Perhubungan yang mengelola KA di
Indonesia.
Untuk
mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka Perumka dengan
persetujuan pemerintah Republik Indonesia mengoperasikan kereta cepat. Oleh
karena itu, pada bulan Agustus 1995 penggunaan kereta api cepat yang dinamakan
Argo Bromo dan Argo Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto. Dengan kereta
api Argo Bromo jarak Jakarta.
b. Perhubungan Laut
Kapal
laut merupakan sarana yang penting di dalam aktivitas hubungan antara
masyarakat dan pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Hal ini juga
menyebabkan bahwa bangsa Indonesia mendapat julukan bangsa pelaut, karena
mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara, bahkan telah
berlayar sampai ke luar wilayah Nusantara.
Bukti-bukti
yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah memanfaatkan kapal-kapal sebagai
sarana penting dalam transportasi laut, seperti yang tergambar pada
relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perah bercadik yang telah mampu
berlayar hingga jauh sampai ke Pulau Madagaskar (Afrika). Juga pembuatan kapal
phinisi yang dilakukan oleh bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.
Industri
perkapalan di Indonesia berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal
Kemudian bengkel itu berkembang menia industri yang merancang dan membangun
kapal sebagai sarana transportasi laut dioperasikan oleh PT. Pelayaran Laut
Nasional Indonesia (PT. Pelni). Industri kapal Indonesia dimotori oleh PT. PAL
Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pendirian perusahaan kapal ini telah dirintis sejak tahun 1823, yaitu pada masa
pemerintahan Hindia Belanda pendirian bengkel reparasi kapal laut dimunculkan
oleh Gubernur Jenderal. Hindia Belanda V.D. Capellen. Nama perusahaan itu
adalah NV. Nederlandsch Indische Industrie.
Pada
tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di daerah
Ujung, Surabaya. Namun, pada tahun 1939 pemerintah Hindia Belanda mengganti
namanya menjadi (ME). ME berfungsi sebagai sebuah pabrik pemeliharaan dan
perbaikan kapal.
Pada
tahun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum) PAL. Tiga
tahun kemudian, yaitu tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL diubah menjadi
perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu menjadi Menteri
Riset dan Teknologi).
Upaya
pemerintah dalam meningkatkan sarana transportasi laut adalah:
1)
Merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada.
2)
Pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang.
3)
Perbaikan pelabuhan laut, terminal peti kemas, dan dermaga-dermaga.
4)
Meluncurkan kapal cepat Palindo Jaya 500 tahun 1995.
5)
Mendirikan PT PAL di Surabaya sebagai pusat pengembangan industri maritim
Indonesia.
Tujuan
pembangunan perhubungan laut:
1)
Mempercepat lalu lintas antarpulau.
2)
Meningkatkan perdagangan domestik dan internasional.
c. Perhubungan
Udara
Perkembangan
transportasi udara ditandai dengan semakin mudah dan cepatnya transportasi
antarprovinsi, antarpulau, dan antarnegara. Dengan adanya maskapai penerbangan
perintis, yaitu Merpati Nusantara, Mandala, Bouroq, Sempati, dan PT Industri
Pesawat Terbang Nurtania berubah menjadi IPTN (Industri Pesawat Terbang
Nusantara) yang sekarang dikenal dengan pesawat NC-212, Helikopter NBO 105, CN
235 (Tetuko), N-250 (Gathotkaca), serta produksi komponen pesawat F-16, Boeing
747, dan Boeing 737.
Sejarah
berdirinya industri pesawat di Indonesia berawal pada sebuah bangunan bekas
gudang kapuk di Magetan, dekat Madiun (Jawa Timur). Pada tahun 1946, di gudang
yang diubah menjadi bengkel itulah pesawat terbang pertama dengan semua
bahan-bahannya berasal dan Indonesia, dirakit serta dibangun oleh putra-putri
Indonesia. Pesawat itu adalah pesawat layang jenis zogling tanpa mesin yang
biasa dipakai untuk olahraga terbang layang. Pesawat itu diberi nama NWG-1
sesuai dengan inisial pembuatnya yaitu Nurtanio Pringgoadisuryo dan Wiweko
Supono. Kerangka NWG itu dibuat dan kayu jamuju. Pelapis badan dan sayap NWG
adalah kain blacu yang dilumuri bubur cingur sebagai pengganti thinner.
Keberhasilan
NWG-1 mendorong Kepala Staf Angkatan Udara mengusulkan pembentukan Komisi
Penerbangan. Nurtanio dikirim ke Manila, Filipina untuk mempelajari teknik
pembuatan pesawat di Far Eastern Aero Technical. Ketika kembali ke Indonesia,
Nurtanio mencoba untuk merakit pesawat bermesin. Mesin yang digunakannya adalah
mesin sepeda motor jenis Harley Davidson buatan tahun 1928. Kerangka pesawat
dan sayap terbuat dan kayu dengan pipa baja yang dilapisi kain blacu. Pesawat
yang dibuat oleh Nurtanio itu mampu terbang. Pesawat yang diberi nama WEL
(Wiweko Experimental Lightplane) itu merupakan pesawat mesin pertama di
Indonesia. Nurtanio memberi nama WEL pada pesawat itu untuk menghormati Wiweko
Supono yang menjadi atasannya. Namun, kemudian nama itu diubah menjadi RI-X.
Pada
tahun 1953, Nurtanio bersama dengan 15 orang stafnya berhasil membangun pesawat
serba logam pertama yang berkursi tunggal. Dengan bermodalkan pesawat tua
peninggalan Belanda, dibangunlah pesawat serba logam untuk tujuan antigerilya.
Pesawat dengan rodanya dan roda vespa itu diberi nama Si Kumbang. Pada tangga1
17 April 1958, Si Kumbang mampu terbang melintasi Pulau Jawa. Pesawat itu
sekarang dijadikan monumen di depan gedung ittama PT. Dirgantara Indonesia di
Bandung.
Pembuatan
pesawat ini merupakan suatu proyek besar, maka untuk mewujudkannya itu Nurtanio
memilih menjalin hubungan kerja sama dengan pabrik pesawat asing yaitu dengan
pabrik pesawat Cekop dan Polandia. Tujuan jalinan kerja sama ini adalah untuk
memproduksi pesawat Wilga dalam skala besar sehingga proyek ini diberi nama
Wilga oleh Presiden Soekarno. Tetapi, pada tanggal 21 Maret 1966 Nurtanio
mendapat musibah ketika pesawat yang ditumpanginya jatuh di Kiara Condong
(Bandung) sehingga menghentikan proyek besarnya itu.
Pada
tahun 1976, industri pesawat yang dirintis oleh Nurtanio itu diberi nama PT.
Industri Pesawat Terbang Nurtanip (IPTN). Tetapi, ketika B.J. Habibie memimpin
IPTN nama Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi Industri Pesawat
Terbang Nusantara (dengan singkatan tetap IPTN). Di bawah pimpinan Habibie,
IPTN berhasil memproduksi pesawat jenis C-212 Aviocar dan helikopter jenis
BO-105. Pada tahun 1979 bersama CASA Spanyol, IPTN memproduksi CN-235 dan
diberi nama oleh Presiden Soeharto. Pesawat CN-235 itu diperlihatkan kepada
umum untuk pertama kalinya tanggal 10 September 1983.
Pada
tahun 2003 nama IPTN diubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI). PT. DI
inilah yang melanjutkan kegiatannya seperti memproduksi komponen pesawat CN-235,
NC-212, Boeing 737, dan F-16.
Untuk
pelayanan jasa transportasi udara di Indonesia terdapat beberapa maskapai
penerbangan di antaranya maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia,
Merpati Nusantara, Mandala, Bouraq. Kini, maskapai penerbangan di Indonesia
semakin bertambah ramai dengan hadirnya beberapa maskapai lainnya, seperti
maskapai penerbangan Sriwijaya, Pelita, Adam, Lions dan sebagainya. Perkembangan
informasi, komunikasi, dan transportasi dapat meningkatkan arus informasi,
memperpendek jarak antarpulau, maupun antarnegara.
C. Teknologi Pertanian
dan Revolusi Hijau
- Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi
hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara
bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan
produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah
revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru
dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen.
Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara
penelitian dan eksperimen bibit unggul.
2. Latar Belakang
Munculnya Revolusi Hijau
Adapun
latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut.
- Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.
- Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
- Adanya lahan tidur.
- Upaya peningkatan produksi pangan.
Gagasan
tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert
Malthus (1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan adalah
masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya
pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pertanian. Pertumbuhan
penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128,
dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1,
3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut,
yaitu:
- gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran;
- gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
3. Perkembangan
Revolusi Hijau
Revolusi
hijau dimulai sejak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan pertanian.
Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation di Meksiko,
Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement
Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI
(International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru
yang produktif yang disebut padi ajaib atau padi IR-8.
Pada
tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International Agriculture
Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat
penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia 133 mendapatkan hadiah nobel karena
gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian
yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah
yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit.
Upaya meningkatkan produktivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai
berikut.
- Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.
- Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern seperti bajak dan mesin penggiling.
- Penggunaan pupuk-pupuk baru.
- Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.
Perkembangan
Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya peningkatan
produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
- Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi
pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula
pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi,
dan pemberantasan hama.
- Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi
pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan
pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
- Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi
pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara
penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan
sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya.
- Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi
pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan
kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.Faktor-faktor
penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut :
1)
Penanaman yang terus menerus.
2)
Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).
3)
Erosi karena penebangan liar.
4)
Irigasi yang tidak teratur.
Upaya
untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut.
1)
Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.
2)
Melakukan tebang pilih.
3)
Pembibitan kembali.
4)
Penanaman sejuta pohon.
5)
Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan.
6)
Seleksi tanaman
(tanaman pelindung/tua).
Tahun
1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam swasembada
pangan.
4. Perkembangan
Industri Pertanian
James
Watt berhasil mengadakan perbaikan penemuan Mesin Uap tahun 1765 yang
sebelumnya ditemukan oleh New Comen. Inovasi ini menjadi dasar dari turbin
(mesin penggerak dalam industri berat). Sehingga James Watt dikenal sebagai
Bapak Revolusi, sebab penemuannya (mesin uap) menjadi tenaga penggerak mesin industri
dan menjadi salah satu pendorong terjadinya revolusi industri. Pada abad ke–18,
revolusi industri membawa kemajuan ekonomi di Eropa, AS, dan negara berkembang.
Kebijaksanaan dalam pembangunan industri antara lain sebagai berikut.
- Untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
- Menciptakan lapangan kerja baru.
- Pemerataan kesempatan berusaha.
- Meningkatkan nilai tambah bahan mentah dan bahan baku.
- Meningkatkan produktivitas.
- Meningkatkan ekspor.
- Menghemat devisa.
Untuk
melaksanakan kebijaksanaan dalam pembangunan, langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
- Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga dalam upaya menambah pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.
- Mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan dalam rangka memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya nasional.
- Mengembangkan industri yang berorientasi ekspor sebagai penggerak utama untuk mempercepat laju pertumbuhan industri dan ekonomi.
- Meningkatkan kemampuan pengusaha teknologi termasuk pengembangan inovasi dalam proses produksi teknologi serta penguasaan teknologi rancang bangun.
- Mengembangkan kewirausahaan dan profesionalisme tenaga industri, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Pembangunan
industri di Indonesia ditopang oleh beberapa faktor antara lain sebagai
berikut.
- Cadangan bahan mentah yang melimpah meliputi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan.
- Jumlah penduduk yang besar sebagai tenaga kerja dan pemasaran hasil industri.
- Letak Indonesia sangat strategis pada posisi silang dunia.
- Berkembangnya ahli-ahli iptek.
Pada
Pelita VI dalam PJPT II, prioritas diletakkan pada penataan industri nasional,
iptek menuju masyarakat industri serta pembangunan SDM.
- Industri Pertanian
Industri pertanian
adalah industri yang mengolah dan menghasilkan barang yang mendukung sektor
pertanian. Industri pertanian meliputi industri pertanian, perkebunan,
perikanan, kehutanan, dan peternakan. Adapun tujuan pembangunan industri
pertanian adalah sebagai berikut.
- Meningkatkan hasil dan mutu produksi.
- Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani, peternak, dan nelayan.
- Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha untuk menunjang pembangunan industri.
- Meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor.
a.
Industri Pertanian
Pembangunan
pertanian Indonesia (padi) dengan pancausaha tani mampu mengantarkan Indonesia
berswasembada pangan. Upaya meningkatkan produksi beras/nonberas antara lain
dengan cara berikut.
1)
Pancausaha tani.
2)
Penanganan pascapanen.
3)
Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.
4)
Penyediaan sarana dan prasarana.
5)
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi.
6)
Pemanfaatan lahan kering pekarangan dan rawa.
7)
Pengembangan holtikultura (buah-buahan, sayur-sayuran, dan obat-obatan).
b.
Industri Perkebunan
Usaha
industri perkebunan meliputi perkebunan kecil/rakyat (tebu, tembakau, kelapa,
kopi, karet, dan teh) dan perkebunan karet. Produksi perkebunan untuk
meningkatkan ekspor, memenuhi kebutuhan dalam negeri. Upaya meningkatkan
indistri perkebunan ditempuh dengan cara berikut.
1)
Peremajaan yaitu mengganti tanaman yang tua dan busuk.
2)
Rehabilitasi yaitu pemulihan kemampuan daya produktivitas.
3)
Pemanfaatan lahan kering dan lahan transmigrasi.
4)
Penganekaragaman komoditas.
5)
Ekstensifikasi dan intensifikasi (penggunaan teknologi tepat guna).
Tujuan
perkebunan ada 3 yang disebut Tridharma Perkebunan, yaitu:
1)
meningkatkan pendapatan dan devisa negara;
2)
menciptakan lapangan pekerjaan;
3)
memelihara kelestarian sumber daya dan lingkungan hidup.
c.
Industri Perikanan
Budaya
perikanan
Peningkatan
produksi perikanan bermanfaat untuk:
1)
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi;
2)
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan;
3)
memajukan desa-desa pantai.
Perikanan
dibedakan menjadi 2 yaitu:
1)
perikanan laut dengan hasil ikan tongkol, hiu, selar, laying lemusu, dan
lain-lain;
2)
perikanan darat dalam bentuk kolam, empang, danau, waduk dengan jenis ikan mas,
mujair, tawes, gurami, dan lele.
Upaya
peningkatan produksi perikanan melalui hal-hal berikut.
1)
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
2)
Penyuluhan dan pembinaan.
3)
Penyediaan sarana dan prasarana.
4)
Kemampuan pemasaran.
d.
Industri peternakan
Pembangunan
peternakan bertujuan untuk:
1)
memantapkan swasembada pangan;
2)
memperbaiki mutu makanan khususnya penyediaan protein nabati dan hewani.
Peternakan
dibagi dalam 3 jenis, yaitu:
1)
peternakan hewan besar (sapi, kerbau);
2)
peternakan hewan sedang (kambing, biri-biri, dan babi);
3)
peternakan hewan unggas (ayam, itik, puyuh).
Upaya
untuk meningkatkan produktivitas antara lain sebagai berikut.
1)
Pemanfaatan dan pengembangan teknologi tepat guna.
2)
Meningkatkan kuantitas dan kualitas ternak.
3)
Penyuluhan terhadap petani ternak.
4)
Memelihara kesehatan ternak dan kebersihan kandang.
5)
Memanfaatkan limbah ternak (untuk pupuk).
e.
Industri Kehutanan
Hutan merupakan
kekayaan alam, maka perlu pengelolaan yang teratur agar dapat memberikan
manfaat, tetapi tetap menjaga kelestarian hutan.
Peranan
hutan adalah sebagai berikut.
1)
Sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja.
2)
Menghasilkan kayu, mulai tahun 1980 ekspor kayu olahan dengan industri kayu
lapis.
3)
Untuk keperluan bahan bakar dan paru-paru dunia.
4)
Untuk konstruksi bangunan dan kerajinan, sumber energi.
5)
Sumber obat-obatan tradisional dan sumber penyimpan, pengatur air.
6)
Sumber plasma nutfah (penerus genetika) flora dan fauna.
Upaya
peningkatan hasil hutan adalah sebagai berikut.
1)
Peningkatan pengusahaan hutan produksi.
2)
Penyempurnaan tata guna hutan serta pemanfaatan hasilnya.
3)
Peningkatan perlindungan hutan.
4)
Penanaman hutan-hutan yang rusak serta konversi sebagian hutan alam menjadi
hutan buatan.
5)
Peningkatan penertiban penebangan hutan.
D. Dampak Perkembangan
IPTEK bagi Masyarakat Indonesia
Ilmu
pengetahuan ialah sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
rasional sehingga dapat dibuktikan kebenarannya oleh siapapun. Kebenaran ilmu
bersifat objektif dan rasional. Teknologi ialah penerapan praktis dari ilmu.
Hubungan ilmu dan teknologi sangat erat. Keduanya sulit dipisahkan dan saling
membutuhkan. Tanpa ilmu tidak ada penerapan baru dalam teknologi dan tanpa
teknologi sulit dapat menikmati penemuan ilmu. Manfaat iptek bagi kemajuan
bangsa yaitu manusia dapat hidup lebih sejahtera. Kegiatan manusia lebih
efektif dan efisien.
Pembangunan
bidang iptek pada PJPT II merupakan kesinambungan perluasan dari PJPT I.
Menurut GBHN 1993 sasaran pembangunan ekonomi PJPT II adalah sebagai berikut.
- Tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, peradaban, ketangguhan, dan daya saing bangsa.
- Terpacunya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan sejahtera yang dilandasi nilai-nilai spiritual, moral dan etik berdasarkan nilai luhur bangsa serta nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk
mencapai sasaran tersebut, maka arah pembangunan iptek adalah sebagai berikut.
- Pemanfaatan pengembangan dan penguasaannya dapat mempercepat proses pembaharuan.
- Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
- Memperluas lapangan kerja.
- Meningkatkan kualitas harkat dan martabat bangsa serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sedangkan
kebijaksanaan iptek dalam Pelita VI pada PJPT II ada 5 sektor sebagai berikut.
- Teknik Produksi
Yaitu
keseluruhan unsur yang turut berperan dalam kegiatan manusia yang menghasilkan
barang dan jasa.
- Sektor Teknologi
Yaitu
kemampuan teknologi dan rekayasa yang mendasari kemampuan bangsa Indonesia
dalam melakukan inovasi.
- Sektor Ilmu Pengetahuan Terapan
Yaitu
Ilmu pengetahun yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
- Sektor Ilmu Pengetahuan Dasar
Yaitu
ilmu pengetahuan yang menjadi landasan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam,
Sosial, Humaniora, dan mendukung mutu SDM.
- Sektor Kelembagaan Iptek
Yaitu
iptek yang diarahkan untuk meningkatkan SDM agar lebih produktif, kreatif, dan
inovatif.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi di satu sisi bermanfaat bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya, di sisi lain menimbulkan dampak negatif.
1. Kemajuan dan
Manfaat Iptek
- Limbah ternak untuk pupuk (kompos).
- Sampah dimanfaatkan menjadi gas bio yang berguna untuk keperluan memasak, penerangan, dan tenaga gerak.
- Dengan detoksifikasi surya yaitu sistim pengolahan air yang terkontaminasi dengan memanfaatkan panas matahari/ultraviolet sehingga menghasilkan air yang bersih.
- Dalam bidang komunikasi (radio,TV, telephone, handphone, internet) sehingga penggunaan waktu lebih efisien dan cepat mendapatkan informasi.
Dapat
mendatangkan kemudahan hidup dengan adanya kalkulator, alat rumah tangga
elektrolik, pesawat terbang, kereta api, dan sebagainya.
- Kemajuan bidang kedokteran dan kesehatan sehingga ditemukan pengobatan berbagai macam penyakit termasuk alat kontrasepsi yang berguna mengatur dan membatasi kelahiran.
- Pada bidang pertanian (traktor, alat pemotong padi, pupuk buatan) menjadi lebih efektif dan efisien dan meningkatkan produktivitas pertanian dengan teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah buahan yang besar tidak berbiji (contoh buah semangka tanpa biji).
- Memperluas lapangan kerja karena dibukanya industri-industri baru.
- Meningkatkan produksi barang-barang kebutuhan masyarakat (sandang, pangan, kendaraan, alat elektronika, dan sebagainya)
- Pengolahan SDA lebih berkualitas dan optimal.
- Kemajuan bidang pertahanan keamanan dengan persenjataan yang canggih (rudal, patriot, nuklir, bom atom, dan lain-lain) bermanfaat untuk mempertahankan pertahanan dan keamanan wilayahnya.
- Peningkatan dan pemanfaatan sumber energi baru.
Televisi memberikan dampak baik positif
maupun negatif antara lain sebagai berikut.
A.
Dampak
positif dari televisi
1)
Menambah wawasan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
2)
Menambah pendidikan dan pengetahuan.
3)
Mengomunikasikan hasil-hasil pembangunan.
B.
Dampak
negatif dari televisi
1)
Penjajahan informasi dari negara tertentu terhadap negara lain.
2)
Budaya konsumerisme dan konsumtif.
Adapun
keuntungan dari adanya Revolusi Hijau, adalah berikut ini.
- Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian/varietas unggul.
- Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.
- Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.
Sedangkan
kelemahan dari Revolusi Hijau adalah berikut ini.
- Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
- Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
- Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
- Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin
2.
Dampak Positif dan Negatif dari Pembangunan Industri
Pemerintah
Orde Baru banyak membangun industri besar dalam rangka program pembangunannya.
Salah satunya adalah Krakatau Steel di Cilegon yang merupakan industri baja
terbesar di Indonesia.
a.
Dampak positif dari pembangunan industri
1)
Mengurangi pengangguran; kebijakan pembangunan industri di Indonesia masih
mengarah kepada industri padat karya, yaitu industri yang banyak menyerap
tenaga kerja atau industri yang menggunakan mesin-mesin semiotomatis, sehingga
tenaga kerja manusia masih diperlukan. Jika mesin-mesin otomatis yang digunakan
seperti robot, maka hanya sedikit tenaga kerja yang dapat diserap.
2)
Kebutuhan akan barang-barang dipenuhi; pengembangan industri mi mengakibatkan
berbagai kebutuhan akan barang dapat dipenuhi. Jika barang-barang itu masih
harus diimpor, maka penduduk akan membelinya dengan harga yang mahal, sehingga
terjadi pemborosan devisa negara.
3)
Menambah penghasilan negara; jika neara telah mampu mengembangkan industrinya,
maka barang-barang yang diekspor tidak lagi berupa bahan mentah, tetapi barang
jadi, sehingga devisa yang masuk ke negara semakin bertambah besar dan juga
penghasilan penduduk mengalami peningkatan.
4)
Menekan laju pertumbuhan penduduk; perkembangan industri memberi kesempatan
lebih banyak kepada kaum wanita untuk bekerja, sehingga hal mi dapat mengurangi
laju pertumbuhan penduduk.
b.
Dampak negatif dari pembangunan industri
Selain
berdampak positif, pembangunan industri juga berdampak negatif. Berikut dampak
negatif dan pembangunan industri.
1)
Pencemaran lingkungan;
pemakaian teknologi produksi di suatu pabrik dapat merusak atau mencemari
lingkungan bila dilakukan dengan kurang bijaksana baik pada tahapan praproduksi,
proses produksi maupun pada pemakaian produk-produknya, seperti:
a)
Penebangan pohon-pohon di hutan tanpa memperhatikan regenerasinya akan
berakibat merusak keseimbangan ekosistem, berbagai organisme akan punah,
bencana alam akan timbul
b)
Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar akan mengotori udara, juga asap yang
dikeluarkan dan cerobong pabrik berisi beragam polutan.
c)
Limbah pabrik yang melewati sungai akan sampai ke laut sehingga akan
menimbulkan kematian organisme air.
d)
Air yang tercemar tidak dapat lagi digunakan penduduk untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari.
e)
Produk-produk berbahan plastik yang tak dapat didegradasi oleh mikroorganisme
akan mencemari tanah dan air.
2)
Perubahan budaya:
perkembangan industri mengakibatkan terjadinya perubahan budaya pada
masyarakat. Masyarakat cenderung bersifat individualis dan konsumtif, sehingga
sifatsifat gotong-royong yang berkembang dalam kehidupan masyarakat agraris
semakin sulit untuk ditemukan. Perubahan budaya semakin jelas terlihat dalam
kehidupan masyarakat setelah semakin majunya sistem komunikasi, bahkan semakin
berkembangnya peradaban manusia dengan memasuki era glonbalisasi.
3)
Luas lahan pertanian semakin
berkurang; perkembangan industri membutuhkan tanah yang semakin
luas untuk bangunan, sarana dan prasarana pabrik. Tanah yang diprioritaskan
untuk pembangunan industri adalah tanah yang kurang produktif. Namun, karena
berbagai pertimbangan, maka lahan pertanian juga dialihfungsikan sebagai areal
industri.